Askep Osteomalacia

Kamis, 10 Maret 2011


Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang ditandai dengan tidak memadainya mineralisasi tulang. (Kondisi serupa pada anak dinamakan rikets). Pada orang dewasa osteomalasia bersifat kronik dan deformitas skeletalnya tidak seberat pada anak karena pertumbuhan skeletal telah selesai. Pada pasien ini, sejumlah besar osteoid atau remodeling tulang baru tidak mengalami kalsifikasi, diperiksakan bahwa defek primernya adalah kekurangan vitamin D aktif (kalsitrol), yang memacu absorpsi kalsium dari traktus gastrointestinalis dan memfasilitasi tulang.. Pasokan kalsium dan fosfat dalam cairan ekstrasel rendah. Tanpa vitamin D yang mencukupi, kalsium dan fosfat tidak dapat dimasukkan ke tempat kalsifikasi tulang. Sebagai akibat kegagalan meneralisasi, terjadilah perlunakan dan perlemahan kerangka tubuh, menyebabkan nyeri tekan, pelengkungan tulang dan patah tulang patologik.

Patofisilogi

o    Ada berbagai kasus osteomalasia yang terjadi akibat gangguan umum metabolisme mineral. Faktor risiko terjadinya osteomalasia meliputi kekurangan dalan diet, malabsorpsi, gastrektomi, gagal ginjal kronik , terapi antikonvulsan berkepentingan (fenitoinm fenobarbital) dan kekurangabn vitamin D (diet, sinar matahari).

o    Tipe malnutrisi (kekurangan vitamin D) sering berhubungan dengan asupan kalsium yang jelek) terutama akibat kemiskina, tapi mematang makanan dan kurangnya pengetahuan mengenai nutrisi juga merupakan salah satu faktor. Pling sering terjadi di bagian dunia di mana vitamin D tidak ditambahkan dalam makanan dan dimana terjadi kekurangan dalam diet dan jauh dari sinar matahari.

o    Osteomalasia dapat terjadi sebagai akibat kegagalan absorpsi kalsium atau kehilangan kalsium berlebihan dari tubuh. Kelainan gastrointestinal dimana absorpsi lemak tidak memadai sering menimbulkan osteomalasia melalui kehilangan vitamin D (bersama dengan vitamin yang larut lemak lainnya) dan kalsium, kalsium diekskresikan melalui feses dalam kombinasi dengan asam lemak. Kelainan ini meliputi penyakit seliak, obstruksi traktus biliaris kronik, pankreatitis kronik dan reseksi usus halus.

o    Gagal ginjal berat mengakibatkan asidosis. Kalsium yang bersedia dipergunakan untuk menetralkan asidosis, dan hormon paratiroid terus menyebabkan pelepasan dan hormon paratiroid terus menyebabkan pelepasan klasiun dari kalsium skelet sebagai usaha untuk mengembalikan pH fisiologis. Selama pelepasan kalsium skelet terus menerus ini, terjadi fibrosis tulang dan kista tulang. Glomerulonefritis kronik, uropati obstruksi dan keracunan logam berat mengakibatkan berkurangnya kadar fosfat serum dan demineralisasi tulang.

o    Selain itu, penyakit hati dan ginjal dapat mengakibatkan kekurangan vitamin D, karena keduanya merupakan organ yang melakukan konversi vitamin D ke bentuk aktif. Akhirnya, hiperparatiroidisme mengakibatkan dekalfisikasi skelet dan artinya oateomalasia dengan peningkatan eksresi fosfat dalam urine.


Pertimbangan Gerontologik
o    Diet yang bergizi tinggi sangat penting terutama pada lansia. Dianjurkan peningkatan asupan kalsium dan vitamin D. karena sinar matahari penting, lansia harus didorong untuk banyak berjemur di bawah sinar matahari.
o    Pencegahan, identifikasi dan penanganan osteomalasia pada lansia sangat penting untuk men urunkan insidensi fraktur. Bila osteomalasia terjadi bersama dengan osteoporosis, maka insidensi fraktur akan semakin meningkat.

Manifestasi Klinis
o    Gejala yang paling sering dan paling mencemaskan pada osteomalasia adalah nyeri tulang dan nyeri tekan tulang.
o    Sebagai akibat kekurangan kalsium, biasanya terjadi kelemahan otot.
o    Pasien akan mengalami cara jalan bebek atau pincang.
o    Pada penyakit yang telah lanjut, tungkai menjadi melengkung (karena berat tubuh dan tarikan otot).
o    Vertebrata yang melunak mengalami kompresi, sehingga mengakibatkan pemendekan tinggi badan dan merusak bentuk toraks (kifosis).
o    Sakrum terdorong ke bawah dan ke depan, dan pelvis tertekan ke lateral. Kedua deformitas tersebut menerangkan bentuk khas pelvis yang sering mengakibatkan perlunya dilakukan seksio sesaria pada wanita hamil yang terkena penyakit ini. Kelemahan dan ketidakseimbangan meningkatkan risiko jatuh dan fraktur.

Evaluasi Diagnostik
o    Pada sinar – x jika terlihat demineralisasi tulang secara umum. Pemeriksaan vertebrata memperlihatkan adanya patah tulang kompresi tanpa batas vertebrata yang jelas.
o    Pemeriksaan laboratorium mempelihatkan kada kalsium dan fosfor yang rendah dan peningkatan moderat kadar alkali fosfatase. Kalsium urine dan eksresi urine dan ekskresi kreatinin rendah. Biopsi tulang menunjukkan peningkatan jumlah osteoid.

Penatalaksanaan
o    Koreksi penyebab dasar osteomalasia bila mungkin.
o    Bila osteomalasia akibat kesalahan diet, maka perlu diberikan diet kaya protein dan kalsium dan vitamin D tinggi.
o    Suplemen vitamin D harus diresepkan. Vitamin D akan meningkatkan konsentrasi kalsium dan fosfat dalam cairan ekstrasel dan maka tersedia ion kalsium fosfat untuk menetralisasi tulang.
o    Bila osteomalasia diakibatkan oleh malabsorpsi, penambahan dosis vitamin D selain suplemen kalsium biasanya diresepkan.
o    Pemajanan sinar matahari sebagai radiasi ultraviolet untuk mentransformasi bahan kolesterol (7-dehidrokolesterol) yang tersedia di kulit menjadi vitamin D perlu dianjurkan.
o    Sering, masalah skelet yang berhubungan dengan osteomalasia sembuh sendiri bila kekurangan nutris atau proses patologis yang mendasarinya telah ditangani secara adekuat.
o    Pemantauan jangka panjang pasien diperlukan untuk meyakinkan stabilitasasi atau kekambuhan osteomalasia.
o    Berbagai deformitas ortopedik persisten mungkin perlu ditangani dengan brace atau pembedahan (dapat dilakukan osteotomi untuk mengoreksi deformitas tulang panjang).
 

PROSES KEPERAWATAN

Pengkajian
ü  Pasien dengan ostemalasia biasanya mengeluh nyeri tulang namun pada punggung bawah dan ekstemitas disertai dengan nyeri tekan.
ü  Gambaran ketidaknyamanan tidak jelas. Pasien mungkin datang dengan fraktur. Selama wawancara, informasi mengenai penyakit yang juga ada (mis. Sindrom malabsorpsi) dan kebiasaan diet harus diperoleh.
ü  Pada pemeriksaan fisik, didapatkan deformitas skelet. Deformitas vertebrata dan deformitas lengkungan tulang panjang membuat penampakan pasien menjadi tidak normal dan jalannya membebek. Dapat terjadi kelemahan otot. Pasien ini merasa tidak nyaman dengan penampilan mereka.

Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan utama pasien bisa meliputi yang berikut :

a.       Kurang pengetahuan mengenai proses penyakit dan program tindakan

b.      Nyeri yang berhubungan dengan nyeri tekan tulang dan kemungkinan fraktur

c.       Gangguan konsep diri yang berhubungan dengan tungkai melengkung, jalan bebek, deformitas vertebrata.

Perencanaan dan Implementasi
Sasaran/Tujuan
Sasaran utama pasien dengan osteomalasia dapat meliputi pengetahuan mengenai proses penyakit dan program tindakan, peredaan nyeri dan perbaikan konsep diri.

Intervensi Keperawatan

Pemahaman Proses Penyakit dan Program Tindakan
1.       Berikan Pendidikan pada pasien yang difokuskan pada penyebab osteomalasia dan pendekatan untuk mengontrolnya.
2.       Berikan informasi menganaii sumber kalsium dan vitamin D diet (mis. Susu dan sereal yang diperkaya, telur. Hati ayam.
3.       Kaji Keamanan penggunaan suplemen.  Karena vitamin D dosi tinggi sangat toksis dan meningkatkan resiko hiperkalsemia, maka perlu ditekankan pentingnya pemantauan kadar kalsium serum.
4.       Dorong  aktivitas di luar rumah untuk memanjakan kulit pada sinar ultraviolet matahari, yang diperlukan untuk memproduksi vitamin D dalam tubuh.

Meredakan Nyeri.
1.        Berikan bantuan harus dilakukan dengan cara yang sangat lembut ketika pasien ingin mengubah posisi. Karena pasien mengalami nyeri dan nyeri tekan skelet.
2.       Anjurkan pasien agar tidak melakukan perubahan posisi yang sering sebab dapat mengurangi ketidaknyamanan karena imobilitas.
3.       Berikan Kasur busa yang padat dan bantal lembut à  memberikan dukungan tubuh dan memberi kenyamanan pada deformitas yang ada.
4.       Alihkan perhatian klien dengan melakukan Aktivitas diversional dan pemusatan pada pembicaraan, televisi dan kegiatan santai lainnya à dapat menurunkan persepsi nyeri pasien.
5.       Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik à mengurangi ketidaknyamanan.
6.       Pantau respons pasien tehadap obat yang diberikan. Bila kondisinya berespons terhadap terapi, ketidaknyamanan skelet akan berkurang.

Memperbaiki Konsep Diri

1.       Bila telah terbentuk hubungan yang saling percaya dengan perawat yang ada, pasien merasa berani untuk mendiskusikan setiap perubahan pada citra diri dan metoda untuk menghadapi masalah terhadap adanya perubahan tadi.
2.       Pasien didorong untuk mengenali dan menggunakan kekuatan yang dimilikinya dan dimasukkan dalam perencanaan asuhan, sebagai partisipan yang aktif dapat memperbaiki kontrol diri dan meningkatkan perasaan harga diri.
3.       Interaksi dengan keluarga dan sahabat perlu didorong.
4.       Interaksi sosial dapat membantu memberikan rasa diterima tanpa memperhatikan perubahan fisi yang terjadi.

Evaluasi
Hasl Yang Diharapkan
1.       Menjelaskan proses penyakit dan program penanganan.
a.      Menerangkan  faktor spesifik yang berperan dalan proses penyakit.
b.      Mengkonsumsi kalsium dan vitamin D sesuai jumlah terapeutik
c.      Pemananan terhadap sinar matahari
d.      Selalu memantau kadar kalsium serum sepanjang program terapi
e.      Selalu menempati perjanjian kesehatan tindak lanjut.
2.       Mengalami peredaan nyeri
a.      Melaporkan perasaan nyaman
b.      Melaporkan peredaan nyeri akan tulang
3.       Menganjurkan peningkatan konsep diri
a.      Menunjukkan kepercayaan diri mengenai kemampuannya
b.      Meningkatkan tingkat aktivitasnya
c.      Meningkatkan interaksi sosial

1 komentar:

cara 18 Agustus 2016 pukul 03.51  

apa itu askep osteomalacia ?...

Posting Komentar

Kembali ke beranda blog

About This Blog

About This Blog

Sehat Alami

Blog Archive

  © Blogger template The Professional Template II by Ourblogtemplates.com 2009 Redesign by Mung Bisnis

Back to TOP