ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN dengan REMATOID ARTRITIS

Selasa, 22 Februari 2011


DEFINISI

Rhematoid artritis adalah peradangan yang kronis sistemik, progresif dan lebih banyak terjadi pada wanita, pada usia 25-35 tahun.

ETIOLOGI

Penyebab dari artritis rhematoid belum dapat ditentukan secara pasti, tetapi dapat dibagi dalam 3 bagian, yaitu:

1.       Mekanisme imunitas (antigen antibodi) seperti interaksi IgG dari imunoglobulin dengan rhematoid faktor

2.       Faktor metabolik

3.       Infeksi dengan kecenderungan virus

 PATOFISIOLOGI

Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular.  Peradangan yang berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi.  Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago.  Pannus masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis. 

Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi.  Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis).  Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian.  Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.

 Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa adanya serangan dan tidak adanya serangan.  Sementara ada orang yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi.  Yang lain. terutama yang mempunyai faktor rhematoid (seropositif gangguan rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.

TANDA DAN GEJALA

1.     Tanda dan gejala setempat

q  Sakit persendian disertai kaku terutama pada pagi hari (morning stiffness) dan gerakan terbatas, kekakuan berlangsung tidak lebih dari 30 menit dan dapat berlanjut sampai berjam-jam dalam sehari. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan osteoartritis yang biasanya tidak berlangsung lama.

q  Lambat laun membengkak, panas merah, lemah

q  Poli artritis simetris sendi perifer à Semua sendi bisa terserang, panggul, lutut, pergelangan tangan, siku, rahang dan bahu. Paling sering mengenai sendi kecil tangan, kaki, pergelangan tangan, meskipun sendi yang lebih besar  seringkali terkena juga

q  Artritis erosif à sifat radiologis penyakit ini. Peradangan sendi yang kronik menyebabkan erosi pada pinggir tulang dan ini dapat dilihat pada penyinaran sinar X
q  Deformitas à pergeseran ulnar, deviasi jari-jari, subluksasi sendi metakarpofalangea, deformitas boutonniere dan leher angsa. Sendi yang lebih besar mungkin juga terserang yang disertai penurunan kemampuan fleksi ataupun ekstensi. Sendi mungkin mengalami ankilosis disertai kehilangan kemampuan bergerak yang total
q  Rematoid nodul à merupakan massa subkutan yang terjadi pada 1/3 pasien dewasa, kasus ini sering menyerang bagian siku (bursa olekranon) atau sepanjang permukaan ekstensor lengan bawah, bentuknya oval atau bulat dan padat.
q  Kronik à Ciri khas rematoid artritis

2.     Tanda dan gejala sistemik

·         Lemah, demam tachikardi, berat badan turun, anemia, anoreksia

Bila ditinjau dari stadium, maka pada RA terdapat tiga stadium yaitu:

1.     Stadium sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai adanya hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat istirahat maupun saat bergerak, bengkak, dan kekakuan.
2.     Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon. Selain tanda dan gejala tersebut diatasterjadi pula perubahan bentuk pada tangan yaitu bentuk jari swan-neck.
3.     Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas dan ganggguan fungsi secara menetap. Perubahan pada sendi diawali adanya sinovitis, berlanjut pada pembentukan pannus, ankilosis fibrosa, dan terakhir ankilosis tulang

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1.     Tes serologi

·         Sedimentasi eritrosit meningkat

·         Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis

·         Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita

2.     Pemerikasaan radiologi

·         Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi

·         Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan ankilosis

3.     Aspirasi sendi

·         Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan dari sendi dikultur dan bisa diperiksa secara makroskopik.


PENATALAKSANAAN
Tujuan utama terapi adalah:
1.       Meringankan rasa nyeri dan peradangan
2.       memperatahankan fungsi sendi dan kapasitas fungsional maksimal penderita.
3.       Mencegah atau memperbaiki deformitas

Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang merupakan sarana pembantu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu:
1.       Istirahat
2.       Latihan fisik
3.       Panas
4.       Pengobatan
a.      Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat serum yang diharapakan adalah 20-25 mg per 100 ml
b.      Natrium kolin dan asetamenofen à meningkatkan toleransi saluran cerna terhadap terapi obat
c.      Obat anti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 – 600 mg/hari à mengatasi keluhan sendi, memiliki efek steroid sparing sehingga menurunkan kebutuhan steroid yang diperlukan.
d.      Garam emas
e.      Kortikosteroid
5.       Nutrisi à diet untuk penurunan berat badan yang berlebih

Bila Rhematoid artritis progresif dan, menyebabkan kerusakan sendi, pembedahan dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki fungsi. Pembedahan dan indikasinya sebagai berikut:

1.       Sinovektomi, untuk mencegah artritis pada sendi tertentu, untuk mempertahankan fungsi sendi dan untuk mencegah timbulnya kembali inflamasi.

2.       Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian.

3.       Arthrodesis, sering dilaksanakan pada lutut, tumit dan pergelangan tangan.

4.       Arthroplasty, pembedahan dengan cara membuat kembali dataran pada persendian.

 PROSES KEPERAWATAN


PENGKAJIAN

Riwayat Keperawatan

o    Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
o    Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sendi.

Pemeriksaan Fisik
o    Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
o    Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial
§  Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
§  Catat bila ada krepitasi
§  Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
o    Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
§  Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang
§  Ukur kekuatan otot
o    Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
o    Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari

Riwayat Psiko Sosial
Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi apalagi pad pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karean ia merasakan adanya kelemahan-kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya aspek body image dan harga diri klien.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan tanda dan gejala yang dialami oleh pasien dengan artritis ditambah dengan adanya data dari pemeriksaan diagnostik, maka diagnosa keperawatan yang sering muncul yaitu:

1.       Gangguan body image berhubungan dengan perubahan penampilan tubuh, sendi, bengkok, deformitas.

2.       Nyeri berhubungan dengan perubahan patologis oleh artritis rhematoid.

3.       Risiko cedera berhubungan dengan hilangnya kekuatan otot, rasa nyeri.

4.       Gangguan aktifitas sehari-hari berhubungan dengan terbatasnya gerakan.

5.       Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.

6.       gangguan mobilitas


INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


1.     Gangguan body image berhubungan dengan perubahan penampilan tubuh, sendi, bengkok, deformitas.

Tujuan   : klien memahami perubahan-perubahan tubuhnya akibat proses penyakit
Recana/tindakan Keperawatan
  • Dorong klien untuk mengungkapkan rasa takut dan cemasnya mengahdapi proses penyakit. Kondisi ini dapat membantu untuk menyadari keadaan diri.
  • Berikan support yang sesuai. Hal ini dapat membantu meningkatkan upaya menerima dirinya.
  • Dorong klien untuk mandiri. Kemandirian membantu meningkatkan harga diri.
  • Memodifikasi lingkungan sesuai dengan kondisi klien

2.     Nyeri berhubungan dengan perubahan patologis oleh artritis rhematoid.

Tujuan   : Kebutuhan rasa nyaman klien terpenuhi atau klien terhindar dari rasa nyeri
Recana/tindakan Keperawatan
  • Istirahatkan klien sesuai kondisi (bed rest). Hal ini dapat membantu menurunkan stress muskuloskeletal, mengurangi tegangan otot, dan meningkatkan relaksasi karena kelelahan dapat mendorong terjadinya nyeri.
  • Pertahankan posisi fisiologis dengan benar atai body alignment yang baik. Bantu dan ajari klien untuk menghindari gerakan eksternal rotasi pada ekstremitas. Hindarkan menggunakan bantal dibawah lutut, tetapi letakkan bantal diatara lutut, hindari fleksi leher.
  • Bila direncanakan klien dapat menggunakan splint, atau brace. Hal ini dapat mencegah deformitas lebih lanjut.
  • Hindari gerakan yang cepat dan tiba-tiba karena dapat menimbulkan dislokasi dan stres pada sendi-sendi
  • Lakukan perawatan dengan hati-hati khususnya pada anggota-anggota tubuh yang sakit. Karena gerakan-gerakan yang kasar akan semakin menimbulkan nyeri
  • Gunakan terapi panas misal kompres hangat pada area/bagian tubuh yang sakit. Panas dapat meningkatkan sirkulasi, relaksai otot-otot, mengurangi kekakuan. Kemungkinan juga dapat membvantu pengeluaran endorfin yaitu sejenis morfin yang diproduksi oleh tubuh.
  • Lakukan peawatan kulit dan masase perlahan. Hal ini membantu meningkatkan aliran darah relaksasi otot, dan menghambat impuls-impuls nyeri serta merangsang pengeluaran endorfin.
  • Memberikan obata-obatab sesuai terapi dokter misal, analgetik, antipiretik, anti inflamasi.

3.     Risiko cedera berhubungan dengan hilangnya kekuatan otot dan sendi

Tujuan   :  Klien terhindar dari cedera
Recana/tindakan Keperawatan
o    Gunakan sepatu yang menyokong, hindarkan lantai yang licin, menggunakan pegangan dikamar mandi.
o    Lakukan latihan ROM (bila memungkinkan). Untuk meningkatkan mobilitas dan kekuatan otot, mencegah deformitas, memperthankan fungsi semaksimal mungkin
o    Monitor atau observasi efek penggunaan obat-obatan misal ada perdarahan pada lambung, hematemesis.

4.     Gangguan aktifitas sehari-hari (defisit self care) berhubungan dengan terbatasnya gerakan.

Tujuan   :  Klien akan mandiri sesuai kemampuan daam memenuhi aktifitas sehari-hari
Recana/tindakan Keperawatan
o    Ajarkan aktifitas sehari-hari agar klien mulai terkondisi untuk melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuanyya dan bertahap.
o    Bantu klien untuk makan, berpakaian, dan kebutuhan lain selam memang diperlukan.
5.     Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan sendi
Tujuan   :  Mobilitas persendian klien dapat meningkat
Recana/tindakan Keperawatan
o    Bantu klien untuk melakukan ROM aktif maupun pasif. Untuk memelihara fungsi sendi dan kekuatan otot meningkatkan elasitias serabut- serabut otot.
o    Rencanakan program latihan setiap hari (dapat bekerja sama dengan dokter dan fisioterapi)
o    Lakukan observasi untuk setiap kali latihan
o    Berikan istirahat secara periode
o    Berikan lingkungan yang aman misal, menggunakan pegangan saat dikamar mandi, tongkat yang ujungnya sejenis karet sehingga tidak licin

6.     Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.

Tujuan   :  Klien dan keluarga dapat memahami cara perawatan dirumah.
Recana/tindakan Keperawatan
o    Tekankan kembali tentang pentingnya latihan atau aktivitas yang dianjurkan, proses penyakit dan keterbatasan-keterbatasannya.
o    Diskusi tentang diit, dan hindarkan peningkatan berat badan
o    Berikan jadwal obat-obatan yang ada, anam dosis, tujuan/efek, efek samping dan tanda keracunan obat.
o    Jelaskan bahwa klien harus menghindari terjadinya konstipasi
o    Jelaskan, kapan klien harus periksa ulang

EVALUASI
1.       Prilaku yang adaptif sehubungan dengan adanya masalah konsep diri
2.       Nyeri dapat berkurang
3.       Mampu untuk melakukan aktifitas sehari-hari
4.       Komplikasi dapat dihindari
5.       Meningkatkan mobilitas
6.       memahami cara perawatan di rumah

0 komentar:

Posting Komentar

Kembali ke beranda blog

About This Blog

About This Blog

Blog Archive

  © Blogger template The Professional Template II by Ourblogtemplates.com 2009 Redesign by Mung Bisnis

Back to TOP